KM ITB Tolak Skema Cicilan Kuliah Pakai Pinjol dan Berbunga
BANDUNG- Keluarga Mahasiswa (KM) ITB menolak program cicilan kuliah yang diluncurkan rektorat bekerjasama dengan aplikasi pinjaman online (pinjol). Mereka menilai kebijakan tersebut hanya akan memberatkan para mahasiswa.
Ketua Kabinet KM ITB Muhammad Yogi Syahputra menolak program tersebut karena hanya akan memberatkan mahasiswa. Ia mengaku telah mengumumkan kepada mahasiswa untuk tidak memakai pinjol tersebut.
"Jelas memberatkan, mahasiswa menolak. Kami sudah mengimbau jangan ada yang ngambil pinjaman," kata dia, Jumat (26/1/2024).
Ia mengaku akan mengajukan tuntutan untuk menghapus opsi pinjaman yang memberatkan. Apabila program tersebut tetap bergulir maka mahasiswa jangan dibebani bunga.
Yogi menegaskan bahwa ITB merupakan lembaga pendidikan dan bukan lembaga keuangan. Ia mengaku sudah berdiskusi dengan Direktorat Kemahasiswaan dan Direktorat Keuangan yang akan membantu mahasiswa kesulitan UKT.
"Dirkeu dan Ditmawa menjanjikan mahasiswa yang memiliki permasalahan biaya akan dibantu sepenuhnya," ungkap dia.
Namun, mereka yang bakal diberi bantuan akan terlebih dahulu dilakukan verifikasi. Bantuan pelunasan maksimal 75 persen dari Direktorat Kemahasiswaan ITB. Yogi pun akan mengawal permasalahan tersebut.
Sebelumnya, jagad media sosial X dihebohkan oleh postingan akun ITBfess berisi tentang kampus ITB yang menawarkan mahasiswa membayar uang kuliah tunggal (UKT) menggunakan pinjaman online (pinjol) dan berbunga. Sontak postingan tersebut direspons negatif oleh kalangan warganet.
Seperti dilihat pada postingan tersebut, terdapat foto selembaran berisi informasi tentang program cicilan kuliah bulanan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Program itu bekerjasama dengan pihak ketiga.
Disebutkan di selembaran tersebut, pihak ketiga merupakan mitra resmi ITB. Selain itu terdapat program cicilan enam bulan hingga 12 bulan. Proses pengajuan tanpa down payment (DP) dan tanpa jaminan apapun.